Sejak bergulirnya Reformasi
Birokrasi (RB) di tahun 2010, terjadi
transformasi manajemen dan
birokrasi yang bertujuan meningkatkan
tata kelola pemerintahan di lingkungan
BPS. Berdasarkan roadmap, BPS mencapai
kondisi rule based bureaucracy di 2014,
selanjutnya 2019 terwujud performance
based bureaucracy, dan 2025 menggapai
tujuan dynamic governance. Pegawai
diminta meningkatkan kapasitas diri,
mengimbangi kemampuan/skill dan
pengetahuan yang mumpuni sehingga dapat
bersaing secara adil dalam pemetaan karier.
Faktanya, individu yang terkualifikasi
adalah mereka yang berpendidikan tinggi
dan memiliki track record performa di
atas 80 persen. Individu yang bekerja
dengan kontribusi optimal berdasarkan
CKP (Capaian Kinerja Pegawai) merupakan
aset berharga di BPS. Pegawai juga dituntut
mampu meningkatkan kapasitas diri secara
mandiri sebagai booster untuk menjadi
individual resources yang produktif.
Character Strengths Sebagai Identifikasi
Diri
Salah satu langkah awal dalam
pengembangan kemampuan individul dalam
organisasi adalah mengenali kekuatan
(Strengths) diri sendiri dan fokus pada
pemanfaatan kekuatan tersebut secara
maksimal. Linley (2008) mendefinisikan
character strengths sebagai “a preexisting
capacity for a particular way
of behaving, thinking, or feeling that is
authentic and energising to the user, and
enables optimal functioning, development,
and performance”. Character strengths
dari individu adalah kapasitas dalambertindak, berpikir, dan merasakan emosi. Individu yang mampu
memaksimalkan character strengths akan mampu mencapai tujuan
mereka lebih efektif (Linley, 2003, 2008), memiliki performa kerja
yang lebih baik (Smedley, 2007; Stefanyszyn, 2007; Woolston dan
Linley, 2008), serta lebih merasa terkoneksi (Harter, Schmidt dan
Keynes, 2002).
Pegawai BPS berpotensi memberikan manfaat dan
daya guna bagi BPS. Mereka mendapatkan berbagai pelatihan,
peningkatan kapasitas dan pengetahuan. Pegawai dapat mengenali
potensi yang ada dalam diri mereka (strengths) dan belajar untuk
meningkatkan kapasitasnya, mengingat minimnya pelatihan untuk
nonteknis (capacity’ trainings). Meski demikian, Linley, Woolston
dan Biswas-Diener (2009) dalam jurnal “Strength coaching with
leaders” mengungkapkan istilah “unrealized strengths” dimana
individu memiliki potensi tersembunyi yang dapat muncul pada
kesempatan/situasi yang memicunya serta “regular learned
behaviours” dan “infrequent learned behaviours” yang dapat
disalahpahami sebagai strengths.
Peningkatan kinerja di BPS tidak terlepas dari seberapa baik
performa pegawai/individu yang ditunjukkan pegawai itu sendiri,
juga kemampuan individu mengenal potensi dan implementasinya
dalam pekerjaan. Individu yang memiliki “teamwork” dan “social
intelligence” sebagai character strengths akan mampu bekerjasama
dan beradaptasi dalam tim. Kemampuan ini mungkin jauh lebih
penting daripada kecerdasan IQ dalam penyelesaian pekerjaan.
Seorang KSK (Koordinator Statistik Kecamatan) character strengths
seperti “creativity” and “judgement” lebih diutamakan dalam
bekerja di lapangan.
Psychological Capital: Investasi untuk Kemajuan Organisasi
Psychological Capital (PsyCap). Fred Luthans, et.al., 2007)
merumuskan sebagai “an individual’s positive psychological state
of development which characterized by having high level of HERO
(Hope, (Self-) Efficacy, Resilience and Optimism). PsyCap berkaitan
dengan character strengths, individu mampu mengembangkannya
sebagai satu kesatuan dan memaksimalkannya secara positif.
Keempat komponen yakni HERO: Harapan, Efisiensi diri, Retransformasi
diri, dan Optimisme berdampak positif pada outcome
yang dihasilkan individu dalam bekerja seperti diungkapkan oleh
Luthans, et.al (2005).
Berdasarkan Gallup Leadership Briefing
2006, PsyCap hanya dapat dikembangkan secara
optimal melalui sesi pelatihan singkat, dimana
peserta terdiri 1-4 grup melakukan berbagai
aktivitas yang memiliki empat komponen
PsyCap. Tujuan training untuk meningkatkan
level partisipasi peserta melalui strategi yang
berbeda. PsyCap diklaim memiliki relasi positif
terhadap performa, kepuasan, komitmen
kerja, dan kesejahteraan individu. Bila PsyCap
dikembangkan akan berdampak positif terhadap
outcome dari organisasi (Van Zyl dan Sr., 2019)
karena meningkatkan sikap dan tindakan positif
terhadap pekerjaan dan kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Penutup
Character strengths dan PsyCap
merupakan istilah yang belum familiar di BPS,
keduanya dapat diterapkan dalam pekerjaan,
bermanfaat untuk peningkatan performa kerja
atau kinerja. BPS seharusnya berinvestasi pada
kedua hal tersebut dalam rangka peningkatan
kapasitas dan kemampuan pegawai sehingga
pegawai BPS tidak melulu dituntut mengenai
kuantitas pekerjaan tapi juga memiliki kualitas
dalam mengembangkan reputasi BPS sebagai
pelopor data statistik terpercaya untuk semua.
Sumber : Humas BPS RI