Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai, pendataan ini penting bagi pemerintah untuk memastikan perencanaan pembangunan yang tepat.
“Sehingga outcome-nya benar-benar bermanfaat bagi penduduk agar produktif dan berdaya saing,” kata Bambang, Rabu (14/2/2018).
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, otoritas statistik telah melakukan berbagai persiapan jelang pelaksanaan sensus penduduk yang selama ini dihelat selama 10 tahun sekali, sesuai dengan mandat dalam Undang-Undang 16/1997 tentang Statistik.
Antara lain, melakukan berbagai inovasi untuk meminimalisir hal-hal yang selama ini menjadi hambatan bagi BPS mengumpulkan sensus. Salah satunya, adalah dengan memanfaatkan teknologi geospasial sebagai kerangka induk dan pengumpulan data.
Disamping itu, BPS akan menggandeng Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri dalam melakukan sensus. Kerja sama ini, diharapkan mengintegrasikan data-data kependudukan yang selama ini berada di kedua lembaga tersebut.
“ini tantangan luar biasa, karena saat ini ada dua sumber data kependudukan yang jika disatukan akan jadi kekuatan luar biasa,” katanya.
Sebagai langkah awal, otoritas statistik pada 2018 mendatang akan menyelenggarakan pilot project sensus penduduk 2020, dengan melaksanakan sensus mini di tujuh wilayah. Adapun sensus penduduk, baru akan dilakukan pada Juni 2020.
“Sensus mini ini akan kami lakukan di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara,” jelasnya.
Sebagai informasi, sensus penduduk pada 2020 mendatang merupakan yang ke-7 sejak pertama kali dilakukan pada 1961. Adapun hasil sensus penduduk pada 2010, menunjukan jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta jiwa. Sementara itu, penduduk Indonesia pada 2035 diproyeksikan bisa mencapai 305 juta jiwa.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180214110955-4-4330/menuju-sensus-penduduk-2020-bps-mulai-siap-siap